Apapun Itu. (Cerpen sangat singkat)
Kami duduk disalah satu bangku restaurant yang sengaja kami pilih tepat disudut ruangan. "Tidak itu sangat konyol tentu aku tak pernah melakukannya" bantahnya sambil tertawa. Aku tersenyum dan percaya saja. Aku benar benar merasa jatuh cinta kepadanya, menurutku dia orang yang begitu sempurna, keramahannya, kebaikkannya, humornya yang selalu saja bisa menggelitik hatiku. Sering kali aku membanggakannya dihadapan teman-temanku. Aku merasa menjadi sosok yang paling beruntung mendapatkannya. Namun. "Aku sudah tau semuanya" aku membalikan badanku darinya dan menyaksikan ombak yang menderu bersahut-sahutan. "Maksud kamu ?" "Entahlah apa maksudku, aku hanya mengasihani diriku" aku bingung. Kesalahannya memang tak terlalu fatal, namun entahlah aku hanya tak suka jika aku mengetahui kebenaran dari bukti-bukti yang aku temukan sendiri. "Salahku apa ?" dia mendekatkan tubuhnya dan menyentuh bahuku. Aku menepisnya d...