Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Apapun Itu. (Cerpen sangat singkat)

 Kami duduk disalah satu bangku restaurant yang sengaja kami pilih tepat disudut ruangan. "Tidak itu sangat konyol tentu aku tak pernah melakukannya" bantahnya sambil tertawa. Aku tersenyum dan percaya saja. Aku benar benar merasa jatuh cinta kepadanya, menurutku dia orang yang begitu sempurna, keramahannya, kebaikkannya, humornya yang selalu saja bisa menggelitik hatiku. Sering kali aku membanggakannya dihadapan teman-temanku. Aku merasa menjadi sosok yang paling beruntung mendapatkannya. Namun. "Aku sudah tau semuanya" aku membalikan badanku darinya dan menyaksikan ombak yang menderu bersahut-sahutan. "Maksud kamu ?" "Entahlah apa maksudku, aku hanya mengasihani diriku" aku bingung. Kesalahannya memang tak terlalu fatal, namun entahlah aku hanya tak suka jika aku mengetahui kebenaran dari bukti-bukti yang aku temukan sendiri. "Salahku apa ?" dia mendekatkan tubuhnya dan menyentuh bahuku.  Aku menepisnya d

Memudar.

Dia terus saja menggenggam tanganku, mencoba menatap mataku, namun tatapanku tak beralih dari sepatu biru yang aku kenakan. "Maafin aku Lis, aku tadi gak sengaja ketemu dia." "Kalau gak sengaja kenapa kamu lanjutin ?" Dia hanya diam tak menjawab pertanyaanku, aku memberanikan menatap matanya, ku lihat dari sudut matanya yang menyiratkan kekhawatiran, entah apa aku tak bisa menebak, aku mencoba melepaskan genggaman tangannya yang sedari tadi menggenggam tanganku. "Udah malam Ayah nanti marah aku jalannya lama, kamu pulang aja ya hati-hati" "Nanti kamu aku telepon ya" Aku hanya mengganggunk dan membalikan badan untuk membuka pagar dan segera masuk kedalam rumah. "Lisa kok muka kamu kusut ? Lho mana bingkai foto yang mau kamu beli ?" Tanya Ayah. "Gak ada yah, Lisa mau mandi dulu ya capek mau langsung tidur aja". Sambil mencium kedua pipi Ayah yang sedang menonton telivisi di ruang tengah. Aku lan

MABA ?

"Wahhhh Putri udah besar ya ?" Yayayayaaaaa.... Pertanyaan basa-basi yang cukup dijawab dengan anggkan dan senyum kecil yang harusnya manis, dalam hati sih bilang "masa tambah kecil" --" Okey, pengalaman saya jadi maba saat ospek, wiih capek bangeeeeet !! Bangun subuh pulang senja, mana gak boleh bawa uang, handphone, jam tangan dll deh, jadi tiap hari udah kayak pengamat matahari yang liatin posisi matahari dimana dan nebak udah jam berapa sekarang. Ospek terdiri dari 3 hari yang menurut saya suangaaat panjang.............................................................. Ospek hari pertama saya menggigil karna harus mandi subuh-subuh dan juga mengantuk dan lelah karna kurang tidur, dikarenakan tadi malam begadang bikin papan nama dan cari extra puding yang luamayan susah dicari, but how lucky me mempunyai orang-orang yang bisa membantu saya, terutama Ridha Safara Risqi dia yang selalu menemani saya selama pra ospek maupun ospeknya, di