Hanya Punggung Tatapan

Wanita itu tersenyum dengan hati yang meleleh bahagia sambil merasakan kelembutan yang hadir dikepalanya.
Sekali lagi lelaki itu mengusap lemput kepala wanita tersebut.
Mereka berdua yang baru saja bertatap muka dari sekian lama waktu yang mengubur keduanya.
Dari untaian kata yang berasal dari jejaring media yang menghubungkan keduanya.

Sebelumnya lelaki itu selalu menatap sang wanita dari kejauhan.
Merasakan nuansa yang tak dapat terpecahkan.
Dari tempat sang wanita yang tak mengubris kedatangan sang lelaki dan tetap berjalan mencari keteduhan.
Hingga suatu ketika mereka bertemu dijembatan dimensi yang menghubungkan keduanya.
Dengan mata yang sekali tembus, mereka mencari sesuatu yang seharusnya tak dicari.
Dari sang lelaki yang mencari tentang kesempurnaan.
Dan wanita yang mencari keteduhan.
Disuatu kotak waktu mereka bertemu.
Dari sekian lama waktu yang ditunggu sang lelaki, hingga sang lelaki lelah.
Dan sang wanita baru menyadari akan keteduhan sang lelaki.
Namun waktu tidak berpihak untuk keduanya.

Sang wanita menatap dibawah pohon berdirinya sang lelaki.
Namun sang lelaki tetap berjalan.
Dan yang dilihat sang wanita hanyalah punggung yang membelakanginya.
Punggung yang semakin jauh melangkah dari langkah kecilnya.
Kecewalah keduanya.

Dari waktu yang sudah berbalik, dari tatapan yang kemudian menatap.
Dari tujuan bukan lagi tujuan

Terimakasih waktu pertama dan diharap bukan terakhir.
Dan harapan sang wanita agar punggung yang membelakanginya berubah menjadi wajah yang dulu menatapnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magang di KPP Pratama Banjarmasin

Sidang Woy Sidaaaaaaang.....

Nonton Bioskop Sendirian